
Pada tahun 1898 diangkat Van Heutsz sebagai panglima Belanda di Atjeh dengan bantuan seorang penasehat Dr. Snouck Hurgronje, seorang sardjana jang tahu benar seluk beluk agama Islam. Pada waktu itu Belanda membentuk pasukan-pasukan gerak tjepat. Pidie dapat direbut, sehingga pemimpin-pemimpin Atjeh terpaksa menjingkir ke selatan. Pada tahun 1899 Teuku Umar gugur. Pada tahun 1902 Panglima Polem menjerah, demikian pula Moh. Dawud. setelah Van Dalen melakukan gerakan-gerakan ke daerah Gajo dan Alas ( suatu gerakan jang sangat kedjam ), ketentraman Atjeh dapat dipulihkan pada tahun 1904, perang Atjeh di anggap selesai, tetapi pemerintahan militer baru dihapuskan pada tahun 1917.
Walaupun demikianOrang Atjeh tidak pernah beranggapan behwa mereka sudah ditaklukkan Belanda. Sampai tahun 1942, hampir tidak hentinja ada orang Belanda jang mati dibunuh orang Atjeh.
Sumber: Sedjarah tanah airku untuk SR di seluruh Indonesia, Soemardjo, Penerbit/Toko Buku "PELADJAR" C.V, Djalan Waringin Bandung, Djilid II, kl.VI, Tjetakan ke VI, Surat Dept. P.D. dan K. no: 66/U.P.I.K./62 TGL. 8 Mei 1962, Izin Paperda no.:031/Sementara/60, halaman 31 s/d 32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar